Friday, February 4, 2011

Ikhlas - apakah hanya di bibir saja?


Apakah kita telah menjadikan ikhlas sebagai sesuatu yang menyatu dalam diri kita, melebur, menjasad, mendarah daging serta menjadi bahagian yang tidak boleh dipisahkan dalam diri kita?

Apakah ikhlas telah merasuk dalam fikiran kita sehingga membuatkan kita menjadi produktif sekaligus kreatif dalam mengeluarkan gagasan untuk membangun dakwah ini tanpa kecenderungan apapun selain kepada Allah swt?

Apakah ikhlas telah melebur ke dalam hati kita sehingga menjadikan kita mampu memandang segala permasalahan dakwah ini secara jernih dan menjadikan kita mampu membangun ukhuwah yang sebenarnya bukan sekadar hiasan kata apalagi untuk saluran hasrat dan nafsu sesaat?

Apakah ikhlas telah menjadi jiwa dalam setiap amal yang kita lakukan sehingga menjadikan kita rela memikul amanah serta melaksanakan apapun tugas-tugas dan amanah dakwah dengan penuh tanggungjawab tanpa rasa berat dan tidak berharap apa-apa balasan atas semua itu kecuali hanyalah dari Allah swt?

Atau... apakah ikhlas baru hanya sekadar kata-kata tanpa makna atau ia cuma suatu retorik yang kita suapkan kepada mutarabbi kita?

Takutlah kita kepada Allah swt kerana Dia Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah al'azhim...
Jauhnya diriku dengan keikhlasan yang sebenar-benarnya... dan Dia Maha Tahu...